Selasa, 17 Juni 2014

Berkah 5 Buah kelapa






 kisah ini sudah lama ada dalam benakku, sudah lama tertinggal di dalam benak ini, sudah lama kupikirkan untuk mengeluarkannya dari benak ini, mungkin inilah saatnya untuk mengeluarkannya melalui tulisan, coretan hitam di lembar yang putih. tidak mungkin saya menulisnya jika tidak membawa manfaat bagi siapa yang membacanya, dan bagi siapa yang akan kuceritakan.kisah ini adalah kisah orangtuaku, lelaki yang membesarkanku, menginspirasiku, dan penyemangatku, ia adalah perintis pendidikan di desaku, desa yang terletak di sebelah timur pulau tomia desa yang berada di tengah-tengah laut banda, bisa kukatakan bagian dari surga wakatobi yang terlupakan, dia adalah hasil didikan alam semesta mencoba peruntungan kehidupan dengan berlayar mengarungi laut banda, hingga lautan tidak memberinya peruntungan.

Ia kemudian memulai perjuangannya dari gaji 5 (lima) buah kelapa yang jika dirupiahkan pada saat itu kurang lebih Rp 1500 ( seribu limaratus), 5 buah kelapa ini adalah sumber harapannya pada saat itu, ia menafkahi istri dan anaknya yang berjumlah 7 orang dan juga kambing-kambing peliharaannya, bisa kubayangkan betapa terbebaninya ayahku, untunglah masi ada kebun warisan dari ayahnya yang sedikit meringankan bebannya walau hanya sedikit.

Ia tak pernah mengeluh dan tak pernah marah kepada sang maha pencipta dengan apa yang ia alami pada saat itu, ia berkomitmen untuk membahagiakan keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya walau hanya dengan penghasilan dari buah-buah kelapa,dan hasil jualan kambingya walau banyak binatang buas yang menghabisinya.

Setahun lamanya ia bertahan dengan penghasilan dari kelapa-kelapa dan peliharaan kambingya ini, aku tak mengerti apa yang menginspirasinya sehingga ia memilih kelapa sebagai penghasilannya,kadang saat itu aku Tanya ayah saya, ayah apakah ayah tidak capek setiap hari kekebun dan pagi kesekolah iya menjawab mencoba meyakinkanku tidak nak ayah senang melakukan pekerjaan ini, ini semua untuk kalian nak, sekolahlah setinggi mungki supanya kau tidak  ikut jejakku biarlah aku saja yang seperti ini.

Hingga pada suatu hari doa-doanyapun terkabul, para pejabat pemerintah yang mulanya tak pernah melirik kampung ini, tiba-tiba datang berkunjung, hati siapa yang tak miris melihat kondisi kampung ini pada saat itu, kondisi pendidikan yang sangat buruk, hanya ada satu sekolah saja Sekolah dasar yang akan menampun anak-anak penduduk yang berjumlah 300 kk.

Melihat kondisi sekolah yang hanya satu saja dan tenaga pengajar yang hanya 3 orang akhirnya para pejabat ini mencari orang yang akan di jadikan sebagai penjaga sekolah,saat itu ayahku ditunjuk langsung untuk tes walau berbekalkan ijasa SD, bukan kebetulan atau iba melihat pekerjaannya melainkan kerja kerasnya dan komitmennya yang membuatnya mendapat kesempatan emas itu.

Dua bulan sebelum penerimaan ia langsung turun ke tomia kabupaten wakatobi, ia khawatir tidak bisa ikut tes, wajarlah iya sangat menaruh harapan besar, baginya ini adalah kesempatan besar untuk merubah arah hidup keluarga kami, begitu terbakarnya semangatnya dengan kesempatan ini.setelah 3 bulan ia di tomia tibahlah saatnya ia tes ia berusaha dan berdoa yang terbaik iya sangat optimis bisa berhasil. 

Hari-hari telah berganti minggu setelah ia tes, belum ada kabar baik menghampirinya, ia gelisah, ragu dan takut tidak berhasil. Bulanpun tlah berlalu tak kunjung pula ada kabar, ia sempat kecewa tapi rasa optimisnya begitu besar mengubur kekecawaannya, hingga pada bulan berikutnya embun pagi membawa kabar gembira itu, ia berhasil ia lolos menjadi pegawai negri sipil yah,, walau hanya sebagai penjaga sekolah, sujud syukur, iya berterima kasih kepada sang maha pencipta.

Kini kehidupan baru telah menghampirinya diawali dengan gaji yang pas-pasan,ia menyekolakan anak-anaknya dengan niat kalian jangan ikut ayah yang hanya sekolah pas-pasan, setiap anaknya di bekali kalau kalian harus sekolah seberhasil mungkin dan (pia-pia)HATI-HATI kata hati-hati ini setiap saat ia lontarkan untuk anak-anaknya,setiap anaknya yang berpendidikan keluar dari desa runduma nasehat nasehat (PIA-PIA) hati-hati ini setiap saat ia keluarkan dan iangat kalau berpendidikan kalian harus sungguh-sungguh karna kelak itu yang akan banggakan ayah nanti.

Dari anak pertama hingga anak bungsu dari 7 orang anaknya dia sekolahkan tapi hanya dua orang saja anaknya yang putus sekolah tetapi itu mereka menghabiskan waktunya honor di SD tempat ayah mengabdi hingga anaknya di diangkat menjadi pegawai negeri sipil di SD tersebut. Hingga akhirnya kelima anaknya yang lain sukses menjadi sarjana, hingga anak-anakya ada yang telah bekerja di kapal(capten kapal)kepala sekolah,guru dan beberapa kantor-kantor lainya hingga rasa bangga sang ayah terhias setiap hari.

 Semangat 7 orang anak ini membuat ia bangga melihat anak-anakya yang suda melebihi sekolahya dan melihat merekah suda bisa bersaing dengan orang lain walau kadang dia uangkapkan ini lah hasil  dari 5 BUANG KEPALAH yg hingga mereka bisa besar dan membahagiakan saya dengan semangat Tegar,Turut,konsisten(TARA TURU TORO). Kini ia bisa tersenyum lebar melihat hasil jerih payahnya, kini hanya bercerita menebar motivasi kepada anaknya, bercanda gurau kepada anak-anaknya,cucu-cucunya yang menghiasi hari-harinya setiap saat terutama anak bungsunya yang sedang menulis cerita ini hahahah calon maggister kesehatan katanya dengan bangga.

                                                                                                         makassar,17 juni 2014
                                                                                                



5 komentar:

  1. Luar Biasa Ikbal Runduma,, cerita yang sangat dramatis sebenarnya ini..

    BalasHapus
  2. dramatis.. namun inspiratif

    BalasHapus
  3. ceritanya bagus sih. tapi penempatan titik koma n kata2nya masih banyak yang salah. jadi yang baca kurang tertarik gitu. bacanya jadi datar. gak ada seninya...

    BalasHapus