kisah ini sudah
lama ada dalam benakku, sudah lama tertinggal di dalam benak ini, sudah lama
kupikirkan untuk mengeluarkannya dari benak ini, mungkin inilah saatnya untuk
mengeluarkannya melalui tulisan, coretan hitam di lembar yang putih. tidak
mungkin saya menulisnya jika tidak membawa manfaat bagi siapa yang membacanya,
dan bagi siapa yang akan kuceritakan.kisah ini
adalah kisah orangtuaku, lelaki yang membesarkanku, menginspirasiku, dan
penyemangatku, ia adalah perintis pendidikan di desaku, desa yang terletak di
sebelah timur pulau tomia desa yang berada di tengah-tengah laut banda, bisa
kukatakan bagian dari surga wakatobi yang terlupakan, dia adalah hasil didikan
alam semesta mencoba peruntungan kehidupan dengan berlayar mengarungi laut
banda, hingga lautan tidak memberinya peruntungan.
Ia kemudian
memulai perjuangannya dari gaji 5 (lima) buah kelapa yang jika dirupiahkan pada
saat itu kurang lebih Rp 1500 ( seribu limaratus), 5 buah kelapa ini adalah
sumber harapannya pada saat itu, ia menafkahi istri dan anaknya yang berjumlah
7 orang dan juga kambing-kambing peliharaannya, bisa kubayangkan betapa
terbebaninya ayahku, untunglah masi ada kebun warisan dari ayahnya yang sedikit
meringankan bebannya walau hanya sedikit.
Ia tak pernah
mengeluh dan tak pernah marah kepada sang maha pencipta dengan apa yang ia
alami pada saat itu, ia berkomitmen untuk membahagiakan keluarganya,
menyekolahkan anak-anaknya walau hanya dengan penghasilan dari buah-buah
kelapa,dan hasil jualan kambingya walau banyak binatang buas yang menghabisinya.
Setahun lamanya
ia bertahan dengan penghasilan dari kelapa-kelapa dan peliharaan kambingya ini,
aku tak mengerti apa yang menginspirasinya sehingga ia memilih kelapa sebagai
penghasilannya,kadang saat itu aku Tanya ayah saya, ayah apakah ayah tidak capek
setiap hari kekebun dan pagi kesekolah iya menjawab mencoba meyakinkanku tidak
nak ayah senang melakukan pekerjaan ini, ini semua untuk kalian nak, sekolahlah
setinggi mungki supanya kau tidak ikut
jejakku biarlah aku saja yang seperti ini.
Hingga pada
suatu hari doa-doanyapun terkabul, para pejabat pemerintah yang mulanya tak
pernah melirik kampung ini, tiba-tiba datang berkunjung, hati siapa yang tak
miris melihat kondisi kampung ini pada saat itu, kondisi pendidikan yang sangat
buruk, hanya ada satu sekolah saja Sekolah dasar yang akan menampun anak-anak
penduduk yang berjumlah 300 kk.
Melihat kondisi
sekolah yang hanya satu saja dan tenaga pengajar yang hanya 3 orang akhirnya
para pejabat ini mencari orang yang akan di jadikan sebagai penjaga
sekolah,saat itu ayahku ditunjuk langsung untuk tes walau berbekalkan ijasa SD,
bukan kebetulan atau iba melihat pekerjaannya melainkan kerja kerasnya dan
komitmennya yang membuatnya mendapat kesempatan emas itu.
Dua bulan
sebelum penerimaan ia langsung turun ke tomia kabupaten wakatobi, ia khawatir tidak
bisa ikut tes, wajarlah iya sangat menaruh harapan besar, baginya ini adalah
kesempatan besar untuk merubah arah hidup keluarga kami, begitu terbakarnya
semangatnya dengan kesempatan ini.setelah 3 bulan ia di tomia tibahlah saatnya
ia tes ia berusaha dan berdoa yang terbaik iya sangat optimis bisa berhasil.
Hari-hari telah
berganti minggu setelah ia tes, belum ada kabar baik menghampirinya, ia
gelisah, ragu dan takut tidak berhasil. Bulanpun tlah berlalu tak kunjung pula
ada kabar, ia sempat kecewa tapi rasa optimisnya begitu besar mengubur
kekecawaannya, hingga pada bulan berikutnya embun pagi membawa kabar gembira
itu, ia berhasil ia lolos menjadi pegawai negri sipil yah,, walau hanya sebagai
penjaga sekolah, sujud syukur, iya berterima kasih kepada sang maha pencipta.
Kini kehidupan baru
telah menghampirinya diawali dengan gaji yang pas-pasan,ia menyekolakan
anak-anaknya dengan niat kalian jangan ikut ayah yang hanya sekolah pas-pasan, setiap
anaknya di bekali kalau kalian harus sekolah seberhasil mungkin dan (pia-pia)HATI-HATI
kata hati-hati ini setiap saat ia lontarkan untuk anak-anaknya,setiap anaknya
yang berpendidikan keluar dari desa runduma nasehat nasehat (PIA-PIA) hati-hati
ini setiap saat ia keluarkan dan iangat kalau berpendidikan kalian harus sungguh-sungguh
karna kelak itu yang akan banggakan ayah nanti.
Dari anak
pertama hingga anak bungsu dari 7 orang anaknya dia sekolahkan tapi hanya dua
orang saja anaknya yang putus sekolah tetapi itu mereka menghabiskan waktunya
honor di SD tempat ayah mengabdi hingga anaknya di diangkat menjadi pegawai
negeri sipil di SD tersebut. Hingga akhirnya kelima anaknya yang lain sukses
menjadi sarjana, hingga anak-anakya ada yang telah bekerja di kapal(capten kapal)kepala sekolah,guru dan beberapa kantor-kantor lainya hingga rasa bangga sang ayah terhias setiap hari.
Semangat 7 orang anak ini membuat ia bangga
melihat anak-anakya yang suda melebihi sekolahya dan melihat merekah suda bisa
bersaing dengan orang lain walau kadang dia uangkapkan ini lah hasil dari 5 BUANG KEPALAH yg hingga mereka bisa
besar dan membahagiakan saya dengan semangat Tegar,Turut,konsisten(TARA TURU TORO). Kini ia bisa tersenyum lebar melihat hasil jerih
payahnya, kini hanya bercerita menebar motivasi kepada anaknya, bercanda gurau
kepada anak-anaknya,cucu-cucunya yang menghiasi hari-harinya setiap saat terutama anak bungsunya yang sedang menulis cerita ini
hahahah calon maggister kesehatan katanya dengan bangga.
makassar,17 juni 2014
Luar Biasa Ikbal Runduma,, cerita yang sangat dramatis sebenarnya ini..
BalasHapusmakasi anak muda
Hapusdramatis.. namun inspiratif
BalasHapusmakasi
Hapusceritanya bagus sih. tapi penempatan titik koma n kata2nya masih banyak yang salah. jadi yang baca kurang tertarik gitu. bacanya jadi datar. gak ada seninya...
BalasHapus